Sisi Lain


Setiap masa punya indahnya masing-masing,
Layaknya tiap insan dg kelebihannnya masing-masing,
Layaknya tiap temu dg kesannya masing-masing,
Dibuainya angin, yg menyeruak dingin
Dibuainya air, yg menyeruak dingin
Apa harus membuai api bila inginmu hangat?
Dinafikkanlah ilalang yg menyeruakan lembut saat angin berhembus
Dinafikkan pula hidup yg menyeruakan makna saat air mengalir
Apakah panas akan diumpat bila kau buai api namun hangat tak menyeruak?
Sepertinya indah hnya akan berdiam sendiri di tempat masing-masing
Tak ingin menyeruak
Karena tak semua manusia menerima kenyataanya
Terjerembab pada harapan
Hingga mengabaikan sisi lain mengurai jejaknya
Pada akhirnya, layaknya pergi dg sebabnya masing-masing.

Tidak,,
Belum juga ananda bercerita,
Bagaimana sisi lain menapakkan jejaknya
Meski harapan dipecundanginya
Ia tetap datang pula walau umpatan mengelusnya
Seperti mengucap selamat datang dengan elusan pisau ditangan lainnya
Diselingi doa kepergian dari suara tak bernada tak berbunyi
Tenang saja, ada alasan yg tetap menghidupkan sisi lain
Tak dihiraukannya pisau, umpatan, dan doa kepergian
Ia hanya percaya,
Bahwa ia akan memberi satu keindahan
Ia akan memberi satu cahaya makna
Atau datang memberi hangat warna semesta
Meski untuk insan yg tak mengharapkankannya
Ia ada dengan alasannya dan dengan cara nya

Diterima atau tidak,
Keniscayaan atau bukan,
Semoga insan menyemai makna terdalam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Banyak cerita banyak warna

Rekomendasi Novel terkait Perempuan

Jangkrik