Bagaimana?
Menyatulah wajahmu dengan sinar purnama. Menyeka hangat barisan tanya berpeluh dalam akal. Bulan penuh mengisi tajam lensa kacamata. Sembari tangannya menuliskan berbagai rasa keingintahuan. Purnama baginya, adalah salah satu tanda kebesaran Pencipta Semesta. Pergantiannya dari tsabit ke tsabit, menyita tiap tatap perhatian manusia. Bagaimana bintang berada di sisinya tiap waktu? Menambah sempurna penghayatan pemikiran kebesaranNya. Tidak, sang pemikir pun, tak hanya melihat melalui yg dimata indah. Namun badai pun memberinya satu pengajaran. Ia melihat dari dua sisi yang berbeda. Begitulah ia, Ya kau, Bukankah kau memandang sesuatu dari banyak sisi kan? Kadang kau tampakkan satu yg berbeda dr yg kau hayati. Paradoks. Pikirmu tajam mendasar. Menguak tanya dan jawab pada setiap dialektika. Romantisme dengan buku, menjadi satu tak terpisahkan dari gambaranmu. Tentu, pemahaman secara menyeluruh akan ilmu, membawamu pada kekuatan Iman yg hakiki. Bukankah begitu? Kuharap begitu.