Ungkap Kritik

Bersuara bahwa kritik perlu dibangun
Setiap pemikiran manusia, adalah logis untuk dikritik
Krn dg kritik, pemikiran itu hidup
Mungkin juga dengan kehidupan

Yang aku tanyakan
Hanya bagaimana mungkin,
Mereka yg menyuarakan urgensi kritik
Kemudian berbicara indah penuh bahasa ilmu
Sayang beribu sayang
Dalam apa yg dikatakannya pula,
Tersirat sebuah pesan antikritik atas pemikirannya,  juga atas tindakannya
Bahasa penghakiman pun tak urung digunakan

Itu hanyalah suatu realita
Yang mungkin ku paparkan penuh bahasa penghakiman?
Manusia boleh menilai semau sepemikirannya pastinya

Dalam pandangan lebih jauh, -yg tentu boleh dikritik juga
Agaknya manusia perlu kembali merunduk
Merunduk atas ilmu yg dipunya
Merunduk atas jabatan yg dipunya
Merunduk atas kelebihan yg dipunya

Kritik sbg hal yg seringkali terbangun reflek
Perlu ditanggapi dari berbagai sudut pandang
Jelas harus pula ditanggapi dr sudut pandang pengkritik
Disiplin ilmu yg berbeda
Ilmu pengetahuan yg agaknya sekarang dipahami sendiri-sendiri
Menjadi suatu realitas baru bahwa kritik akan terbangun
Entah sampai pada laku, suara, 
atau tulisan,
Atau sekadar terpendam belaka
Keterbukaan pemikiran menjadi penting untuk dipunyai.

Open minded dalam penjabaran lebih luas tentunya tak hanya sekadar menerima kritik saja. Namun, berkaca dalam realita yg ada, memahami setiap hal mulai dari dalam pemikiran, mencoba adil sejak dalam pikiran, perlu dipahami lebih lanjut. Ini hanya sekadar pengamatan yg dilihat, dari kejadian di sekitar yg sering terjadi. Hal ini sering dianggap biasa, tapi banyak yang tak sadar seringkali pandangan orang dalam diskusi, apabila memang bertentangan dengan hal yang diyakini, ya ditrabas dengan bahasa-bahasa penghakiman.

Dalam tataran lebih lanjut, open minded agaknya perlu kita sama-sama berkaca, apa sebatas di forum diskusi saja, apa sebatas ttg ilmu dan pemikiran saja.
Pernah suatu hari seorang kawan berkata "Mungkin bukan nasihatnya yg keras, hanya hatimu saja yg keras". Dipikir-pikir lagi, kita -tak hanya kamu- seringkali akan merasa rendah diri setelah dapat nasihat dari orang lain, bahkan sampai kepikiran satu purnama penuh. Padahal, sering jg kita pesan pd kawan untuk jangan ragu memberikan nasihat.

Nasihat juga salah satu bentuk kritik. Yang mungkin menerimanya akan lebih susah, walaupun sering berkoar-koar butuh nasihat. Apalagi kalau dikemas dalam bahasa sarkas. Ada kawan yg buat status, kemudian merasa tersindir karena itu bertentangan dg keyakinan diri sendiri?  Lalu yg terjadi, balas lagi deh dengan status sesuai yg seidelnya seinginnya. Padahal entah ya status kawan tadi ditujukan dalam motif apa. Ya saling introspeksi aja bahasa gampangnya.

Di dunia digital, saran nasihat kritik pasti  akan lebih sering dijumpai. Jangan tersinggung kalau-kalau ada yg beda pemikiran. Coba dipahami barangkali kawan lain ada benarnya juga. Apalagi masalah pribadi, kalau-kalau ada nasihat bahas masalah pribadi. Apalagi kalau tegurannya mengingatkan tentang apa yg emang ga dibolehin sama agama, harus lebih open minded, biar ga taqlid atau memenangkan nafsu atas syariat.


Iya iya, ga anti kritik dr dulu kali! 

Are you sureee?

Itu juga berlaku buat sy juga tentunya. Semoga selalu ada kaca besar setiap nulis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Banyak cerita banyak warna

Rekomendasi Novel terkait Perempuan

Jangkrik