Review Novel "Bekisar Merah" Karya Ahmad Tohari

Cerita ini berputar seputar kisah Lasi. Bermula dengan menceritakan kisah Lasi dengan Darsa di suatu desa kecil, Karangsoga. Hidup dari hasil menyadap pohon kelapa. Hasil mengambil nira dan mengolahnya menjadi gula, tentu tak seberapa dibanding resiko yang dihadapi.

Dengan hidupnya yang bergantung pada naik turunnya harga gula, Lasi dan Darsa yang tak kunjung punya anak malah mengalami musibah pait. Mimpi buruk bagi tiap penyadap pohon kelapa: jatuh dari ketinggian pohon.

Tak sampai meregang nyawa, namun Darsa tak kunjung sembuh. Tak punya cukup uang, Darsa akhirnya dirawat oleh dukun bayi di desanya, Bunek. Pait memang nasib Lasi, lama tak punya anak dengan Darsa, malah malah terdengar kabar suaminya yang sedang diobati Bunek itu menghamili Sipah, anak Bunek.

Kemalangannya itu dilampiaskan dengan ia pergi meninggalkan suaminya, meninggalkan kampungnya. Pergi ke rantau dengan menumpang truk, sampailah ia bertemu dengan Bu Lanting. Di mata Lasi, Bu Lanting tentulah orang baik yang kaya raya. Tapi nyatanya, Bu Lanting tentu tertarik merawat Lasi karena gadis itu cantik. Banyak lelaki kaya di kota yang pasti mau membayar bu Lanting apabila mampu membuat Lasi, bekisarnya itu, untuk mau menikah dengannya.
Handarbeni, ialah lelakinya. Ia mampu mendapatkan Lasi si bekisar cantik itu.

Bekisar adalah unggas elok, hasil kawin silang antara ayam hutan dan ayam biasa yang sering menjadi hiasan rumah orang-orang kaya. Begitulah perumpamaan Lasi, menjadi pembicaraan orang-orang kampungnya dengan huru hara tentang ayahnya yang tentara Jepang. Lasi, ayahnya yang keturunan Jepang membuatnya berbeda dengan temannya yang lain, ia cantik. Dan sekarang ia berada di rumah lelaki tua kaya, yang membelinya dari Bu Lanting.

Tapi Kanjat, anak pengepul gula kelapa, akan tetap punya cerita manis tersendiri di hati Lasi.

Kisah Lasi, menggambarkan bagaimana perempuan desa yang juga mampu membantu ekonomi keluarga. Menceritakan kisah Lasi sebagai istri konglomerat. Tak hanya menceritakan kisah Lasi dengan begitu apik, namun Ahmad Tohari juga menggambarkan kehidupan para penyadap kelapa yang dihinggapi kemiskinan dengan nyata. Menceritakan bagaimana alam hijau dan manusia berubah seiring modernisasi yang masuk. Ahmad Tohari, begitulah ia selalu dapat menggambarkan kondisi zaman masa lalu dengan apik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Banyak cerita banyak warna

Jangkrik

-kerelaan-