Postingan

Jangkrik

 Jika ternyata gunung tak lagi menghijau Masih maukah kau mendakinya Jika ternyata samudra tak lagi berujung Masih maukah kau menyebranginya Jika ternyata bulan tak lagi mengelilingi bumi Masih maukah kau menatapnya Jika ternyata ia tak lagi bisa mengingatmu kembali Masih maukah kau menyimpankan ingatannya? ----- Kemarin bunga merindu lebah Kemarin senja merindu bulan Pagi ini Bunga telah layu Lebah telah mati Senja telah terbenam Bulan telah tertutup Kita bisa merindu Namun akankah semesta merestui? ----- Katanya, Mawar mekar seolah gadis muda hingar binar Mawar mekar memanglah cantik dari sananya Merekah mencuri setiap mata yang memandang Memang bedebah Masih saja ada tangan jail tanpa hak yang memetiknya begitu saja Tanpa permisi tanpa ampun ---- Dalam tiap ketik bait sajak untukmu Kuberikan sedikit senyum manis bersimpul Meski kadang kala kuingat kepergianmu Ingin rasanya aku mengumpat pait Oalah jangkrik jangkrik, kenapa punggungnya bahkan cepat sekali tak terlihat lagi di mataku?

-kerelaan-

Melalu percakapan singkat ini Kembali kita bangun apa yang telah redup Kembali kita sambung apa yang telah terbenam Bukan untuk mengulang hal-hal lampau Apalagi kembali menjadi kita yang dahulu Tapi melalui bait kalimat ini Kita menjelma memahami peran utama yang baru Dulu,  Dalam bait lagu "Resah jadi Luka", pernah kucoba mengira-ngira Kenapa dituliskan sebuah kalimat yang mengganjal "Setidaknya kau telah merubahku, dari resah menjadi luka" Apakah merasa terluka ternyata lebih baik daripada merasa resah terus menerus? Maka lukai saja aku, biar segera dapat kuberanjak, ke fase hidupku selanjutnya, dengan lebih tenang Namun, Jika saja matahari telah merekam, bagaimana sibuknya kita mencoba melupakan Maka merelakan ternyata adalah epilog dari ceritanya Berikan aku sedikit cerita, Akan kuberi telinga untuk mendengar

Banyak cerita banyak warna

 Oh jadi seperti ini kehidupan manusia dewasa Aduh mah, aku bingung memikirkannya Katanya, aku generasi muda yang lagi terombang-ambing Aku banyak dapet cerita dari teman-temanku Bulan kemarin, aku dapet banyak undangan pernikahan Wahh, temenku udah banyak yang mulai memasuki fase hidup selanjutnya Katanya, mereka bersyukur dan berbahagia mah Ya gimana engga? Ketemu pasangan hidup, dan bisa membangun kehidupan rumah tangga Tiap pagi liat suami tercinta Ya mesti bahagia hati rasanya Aku juga dapet kabar, kalau temenku yang lain lagi hamil dan mau lahiran Kata mereka, hamil tuh penuh perjuangan ya mah Mereka kadang mual, pusing, dan sakit punggung Tapi mereka seneng-seneng aja kok mah Apalagi pas cerita kalau anak dalam kandungannya udah bisa nendang Keliatan banget pancaran bahagia mereka di matanya Aku dalem hati jadi langsung do'ain semoga temanku sehat selalu Aku pun dapat kabar Adik tingkatku mau sidang Aku tahu ia telah melewati banyak hal Ngerjain penelitiannya di masa pandemi

Embun Pagi

Datanglah layaknya embun pagi Mengumpulkan apa yang menguap Menyatukan apa yang terberai Dan mendekatkan mereka yang dihinggapi dingin Bersama embun yang menetes Tibalah fajar yang memanas Semangat sekali menyapa manusia "Bangunlah, harimu harus dimulai" Inilah hariku Begitu banyak cerita Begitu banyak pertemuan Begitu banyak kenangan Kadang aku lupa. Bagaimana Tuhan begitu baik. Memberi cerita yang berwarna dihidupku. Memberikan tubuh yang sehat dalam langkaku. Mendatangkan tokoh-tokoh bak mentari dihariku. Mereka yang memberi cinta dan waktunya padaku. Begitulah Tuhan begitu baik. Memberi semua hal-hal menakjubkan, yang masih saja sering kita keluhkan. Yang masih saja sering kita lupakan, begitu berharganya tiap masa dalam hidup ini. Thankyou 2021.

sajak yang takkan dilanjutkan

Gambar
Ps: -jangan berpikir kalau ini kisahku deh ya tolong WKWKW- #1 Jika hari ini adalah hari sendu Itu jelas karena tak kulihat lagi kau di sampingku Karna kau dan tawa yang selalu hadir Telah ikut terseret oleh jarak dan waktu yang kian berlalu Kita hanya akan menjadi kenangan masa lalu Tentu, itu bagimu Tapi tentang rasa dan karsa yang telah terbenam dalam sukmaku Tak ada yang berubah selain peristiwa Aku, tentu terlalu susah payah untuk melupa rasa Jika hari ini kamu sudah lupa Ketahuilah bahwa ingatanmu akan berpindah padaku Semakin menumpuk dalam ruang kenangan Dan itu menjelma menjadi rinduku yang kutulis bersama sajak ini --------------- #2 Bagaimana kabarmu hari ini? Sudah semakin lama kita tak berjumpa Dan aku masih tak lupa bagaimana caramu memberi senyum Kemudian membuat hariku penuh tawa dan cerita Dari aku yang masih -dan akan terus- mengingat Aku dengar, kau sudah menemukan orang lain ya Tentu, itu orang lain bagiku Tapi bagimu dia adalah orang yang be

Peran Mahasiswa Dalam Adopsi E-Commerce (Studi Kasus Pengusaha Olahan Jenang Kedunggudel Sukoharjo)

Ini jurnal untukmu. Disusun untuk jadi salah satu luaran salah satu kegiatan Kami: tim penulis jurnanlnya. Big love and thank, Siska dan Nuri. Kalian sudah membantu dan menemaniku meraih impianku. Dari rasa ambis, seneng, ga nyangka, kaget, bingung, pusing, pusing, pusing, pusing, pusing, sampai selesai program ini. Sangat bersyukur dikasih pengalaman ini. Alhamdulillah:') Epic moment masih dipegang sama first time kita meyakinkan pasangan bapak-ibu buat mau ikut program kita, diawal udah hampir diusir tanpa hasil. Tapi kalian berdua hebatttttt bangetttttt! Peran Mahasiswa Dalam Adopsi E-Commerce (Studi Kasus Pengusaha Olahan Jenang Kedunggudel Sukoharjo) Abstract Pengguna media social di Indonesia sangat tinggi. Kegiatan perekonomian saat ini sering menggunakan media social sebagai alat promosi atau sering dikenal sebagai e -commerce. Wirausaha yang aktif melakukan e-commerce memiliki area penjualan yang lebih luas dibandingkan dengan penggunaan promosi melalui luring (luar ja

Review Novel "Bekisar Merah" Karya Ahmad Tohari

Gambar
Cerita ini berputar seputar kisah Lasi. Bermula dengan menceritakan kisah Lasi dengan Darsa di suatu desa kecil, Karangsoga. Hidup dari hasil menyadap pohon kelapa. Hasil mengambil nira dan mengolahnya menjadi gula, tentu tak seberapa dibanding resiko yang dihadapi. Dengan hidupnya yang bergantung pada naik turunnya harga gula, Lasi dan Darsa yang tak kunjung punya anak malah mengalami musibah pait. Mimpi buruk bagi tiap penyadap pohon kelapa: jatuh dari ketinggian pohon. Tak sampai meregang nyawa, namun Darsa tak kunjung sembuh. Tak punya cukup uang, Darsa akhirnya dirawat oleh dukun bayi di desanya, Bunek. Pait memang nasib Lasi, lama tak punya anak dengan Darsa, malah malah terdengar kabar suaminya yang sedang diobati Bunek itu menghamili Sipah, anak Bunek. Kemalangannya itu dilampiaskan dengan ia pergi meninggalkan suaminya, meninggalkan kampungnya. Pergi ke rantau dengan menumpang truk, sampailah ia bertemu dengan Bu Lanting. Di mata Lasi, Bu Lanting tentulah orang baik yang ka